Pages

Lika Liku Pendakian Semeru

Dibalik Keindahan Alam Semeru, ADA APA???

Stasiun Pasar Senen, jakarta 2014


Sejak awal berangkat memang sudah terjadi sedikit perdebatan, jadwal keberangkatan dr tstasiun Pasar Senen menuju Semarang Poncol kala itu pukul 06:00, dengan tim 7 orang, 6 orang berangkat dr jakarta (Ari, ilham, Widi, izam, Galih, Hadi) dan 1 orang (Farhan) teman kami yang menunggu di Malang, dlm perjalanan kali ini Widi satu satunya wanitan di tim kami, cewek hatinya doang kok, tampangnya kuli!
setelah memasuki gerbong kereta, menaruh carrier dan duduk, kereta Tawang Jaya menuju Semarang poncol pun jalan,
lho! ke Semeru kok tujuannya ke Semarang Poncol?
yak, ini problem pertama, kereta tujuan Pasar Senen-Malang sudah full kuota semua, setibanya di stasiun Semarang Poncol sempat menganggur lumayan lama
di Semarang, dr pukul 12:00 siang sampai pukul 20:00 malam, kami manfaatkan waktu itu untuk keliling Semarang, gak keliling jg sih orang cm visit Lawang Sewu aja :p



Selesai visit Lawang Sewu kami kembali ke Stasiun Semarang Poncol dan melanjutkan perjalanan, selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta lagi menuju, Malang? tidak!
Menuju stasiun Surabaya Pasar Turi terlebih dahulu, karena tiket kereta jurusan Semarang Poncol-Malang pun sdh sold out dari H-3 bulan ketika kami reservasi tiket online, oke!
setibanya di stasiun Surabaya Pasar Turi sekitar pukul 00:00, disambutlah kami oleh gerimis syahdu. berdasarkan info, untuk menuju Malang bs menggunakan kereta lokal dr stasiun Semut yg lokasinya tdk jauh dr St.Pasar Turi, bermodalkan informasi itu akhirnya kami menuju St,Semut, karena sdh larut malam sulit bagi kami menemukan kendaraan umum menuju stasiun Semut, berangkatlah kami menuju stasiun Semut dengan............ jalan kaki!
Yak jalan kaki karena berdasarkan info, jarak dr Pasar Turi-St.Semut itu dekat... ternyata, ya lumayan....... lumayan bikin gempor kaki, gaes!
ditambah kala itu kami berjalan menuju stasiun Semut diiringi gerimis yang lumayan awet.
Sekitar pukul 02:00 sampailah di stasiun Semut yg kondisinya sepi, se-sepi hati saat ini *halah!!!
disitu hanya ada beberapa orang yg tertidur 'ngemper' di depan loket tiket, setelah bertanya-tanya, ternyata stasiun Semut mulai buka pukul 04:00 pagi, oke kami memutuskan untuk menunggu... gpp, udah biasa "menunggu" kan...? apalagi menunggu yang tak pasti! *halah
kami rebahan dan istirahat sejenak dengan menggelar matras yang kami bawa.
Sekitar pukul 03:30 terlihat beberapa petugas yg sdh tiba di stasiun, sontak sayapun terbangun dan bertanya kepada petugas untuk menanyakan keberangkatan kereta tujuan Malang, mirisnya ternyata tiket tujuan Malang sudah tidak bisa beli on the spot........ disitu kami semua bengong, mengelus dada... saya menengok ke arah muka Ari dengan pandangan kosong dan tampang melas, Ari menengok dengan pandangan kosong ke arah muka Galih dan Galih entah menengok ke arah muka siapa kala itu *kriuk.
yak! akhirnya saya menelfon Gideon (Kawan yg saya kenal dr salah satu komunitas yg berdomisili di Malang) dan dia memerintahkan kami untuk segera mencari angkot apapun ke arah terminal Bungurasih untuk melanjutkan perjalanan meuju Malang menggunakan bus, tak lama terlihat angkot kosong yang melintas, Pak Sopir menawarkan dan menanyakan tujuan kami, tanpa pikir panjang kamipun menerima tawarannya setelah menego-nego harga, diantarkannya kami menuju terminal Bungurasih, setibanya di terminal Bungurasih tak perlu menunggu lama, muncul lah bus tujuan Terminal Arjosari Malang dan kamipun segera menaiki bus itu...

*PING!!!*
Gideon: udh sampai mana, Di?
Hadi: Udh di bus menuju Malang, nih
Gideon: oke kalo mau sampe terminal kabarin, yah gue mau ketemu kalian dulu
Hadi: gausah gpp takut lo repot, kita sampe kayanya masih pagi jg, dan langsung dijemput sm yg punya Jeep kayaknya
Gideon: gpp gw mau nyempetin ketemu dl sebelum kalian summit.
Hadi: ok!
*tiba di terminal Arjosari Malang*
ternyata teman kami, Gideon sdh sampai terlebih dahulu,
maksud dia memaksa untuk minta bertemu dengan kami ternyata ini!
"Nih gue bawain nasi bungkus! blm pada makan pasti kalian?
sama ini, cemilan buat iseng-iseng pas kalian trekking...."

Lumayan, rezeki anak yg gak soleh-soleh amat... lol.


Tak lama setelah saya menelfon Bunda Liliq (Pemilik Jeep) yg akan mengantarkan kami sampai pos lapor Ranu Pane, jeep jemputan kamipun tiba di terminal Arjosari.padahal td nya kami akan di jemput di Stasiun Malang...
Berangkatlah kami menuju rumah beliau untuk bersih-bersih dan makan (lagi) pastinyaaaaa 😅
setelah selesai, repacking, berangkat menuju Pasar Tumpang untuk berbelanja logistik terlebih dahulu dan kemudian lanjut perjalanan menuju desa Ranu Pane. Sepanjang perjalanan diguyur hujan, sampai Ranu Pane pun hujan tak kunjung reda.

Setelah sampai dan kami berpamitan kepada sopir jeep, langsung saya menuju pos lapor untuk mengurus perijinan, briefing dan siap-siap trekking, tapi ternyata hujan tak kunjung reda, akhirnya kami memutuskan untuk menunggu sambil periksa-periksa kembali perlengkapan yg kami bawa. Waktu sudah menunjukan pukul 16:00 hujan semakin deras, setelah berunding akhirnya kami terpaksa melakukan trekking dalam keadaan hujan, karena hari mulai semakin gelap. Setelah semua siap, memakai ponco/jas hujan, kami mulai melakaukan trekking dari pos Ranu Pane sebagai start awal pendakian menuju Ranu Kumbolo. Sampai di Ranu Kumbolo sekitar pukul 20:00 dan alhamdulillah hujan reda, dalam keadaan kulit keriput, dingin bukan main kami mendirikan 2 tenda, bersih-bersih dan selesai mengganti pakaian yg kotor dan agak basah, ilham, izam dan saya menyiapkan makan malam, selesai makan malam kami menyempatkan diskusi sebentar untuk persiapan besok melanjutkan perjalanan ke pos terakhir sebelum summit attack (Kalmati), setelah selesai briefing kamipun langsung tertidur lelap, karena lelah juga.

Pagi sekitar pukul 06:00 kami bangun membuka tenda dan... kabut sangat tebal menyelimuti Ranukumbolo, cuaca mendung, roman-romannya akan hujan lagi. Berdoa saja cuaca cerah...
setelah selesai sarapan, kami menghabiskan semangka yg kami bawa, berat kalau mesti dibawa lagi sampai Kalimati, gak ada yg mau bawa juga :p




Ranu Kumbolo 

Kondisi Ranu Kumbolo di belakang tenda yang berkabut


Ranu Kumbolo


Setelah bongkar tenda dan repacking, kami melanjutkan trekking menuju Kalimati, cuaca masih tetap mendung-mendung syahdu....
kala itu di Ranukumbolo ramai, tapi tak seramai ini ini ya, gaes! ini mah editan kali yah :D




Tapi ternyata kebanyakan dari mereka hanya camp sampai Ranukumbolo saja dan kembali pulang, padahal kami mengharapkan banyak Pendaki-pendaki yg lanjut agar ada barengan, ketika jalan menuju tanjakan cinta-oro-oro-ombo-cemoro kandang, ada seorang bapak-bapak tua mendekati Widi dan bertanya "mau muncak ya, mba? hati-hati ya... 
jangan memaksakan muncak, kalau nanti malam sekiranya tdk melihat bintang berarti jangan lanjut, dr kemarin badai terus soalnya"
"baik, pak... terimakasih banyak"
Tanjakan Cinta
Oro-oro Ombo


Kami melanjutkan perjalanan lagi menuju Cemoro Kandang setelah melewati Oro-Oro Ombo yang kondisi Lavendernya mengering karena bukan musimnya, sesampainya di Pos Cemoro Kandang kembali kami istirahat sebelum melakukan perjalanan menuju pos Jambangan dan Kalimati:


Cemoro Kandang


Selesai istrirahat di pos Cemoro Kandang kembali kami trekking menuju pos jambangan, jalur lumayan masih bersahabat ketika melakukan perjalanan menuju pos Jambangan, sesampainya kami di Jambangan, kalo tdk salah di pos Jambangan ini puncak Mahameru harusnya sdh kelihatan, tapi kami tdk melihatnya sama sekali, karena terhalang oleh kabut kala itu: 
Ari, di pos Jambangan

Begitupun ketika kami sampai di Kalimati... cuaca masih mendung tapi berdoa saja semoga cuaca nanti malam cerah! kami mendirikan tenda, suasana di Kalimati sepi, terhitung hanya ada sekitar 10-15 tenda saja itupun jaraknya berjauhan, setelah kami mendirikan tenda dan sambil menyiapkan makan sore itu, saya bertanya kepada orang yg mendirikan tenda disebelah ternyata mereka bertiga dari Makassar dan sudah 3 malam di Kalimati!
super!
mereka tetap survive karena 3 malam kemarin cuaca buruk, dan badai terus ketika akan summit attack, kabarnya ada 3 pendaki yg hypotermia jg sampai harus dijemput Ranger Semeru di Arcopodo.
orang makassar itu bilang "kami mau pulang juga sayang! sdh jauh jauh kesini".
harapan merekapun sama seperti harapan kami, semoga cuaca malam ini cerah!
sayapun kembali ke tenda, makan bersama, selesai makan kami gunakan waktu untuk istirahat total, tidur agar fisik tetap fit nanti malam pada saat summit attack.

Sekitar pukul 21:30 kami terbangun, saat itu kami samgat antusias... baru saja akan memasak untuk makan sebelum summit attack, dan.......... yak! hujan derassssssss mendadak turun.... seketika saat itu saya, widi dan ari saling tatap tatapan, sudah tau hujan tp tetap saja Widi bertanya: "hujan yah?" | gak tau, coba tanya izam!
"zam ini hujan, yah?! sambil agak berteriak karena izam ada ditenda sebelah
"kurang tau, Wid tapi sepertinya sih iya" dengan sura lemas.
yasudah sabar saja, mungkin bukan rezekinya kita buat muncak thn ini. Disitu Saya hanya bisa ngelus dada, dadanya Ari, Ari ngelus dadanya farhan, dan farhan farhan mau ngelus........................ *Widi sudah siap stand by posisi tangan mau nabok, sambil senyum*
oke berujung di Farhan...
"yaudah kita tidur aja, besok prepare siap2 turun balik Ranukumbolo....yasuudah, mau gmn lagi? jgn maksain keadaan".
dan kamipun kembali tidur walau sebetulnya masih kepikiran jd agak sulit untuk kembali tidur.

Keesokan harinya, kami terbangun sekitar pukul 08:00 pagi, ketika membuka tenda, cuaca masih mendung, berembun dan berkabut...
Setelah berunding kami memutuskan untuk bongkar tenda, gak jd muncak dan pulang... setelah sarapan, tendapun dibongkar, tetangga di samping tenda kamipun sepertinya sudah pasrah, karena ini sudah hari ke 4 mereka survive di Kalimati, dan harus pulang karena mengejar kapal menuju daerahnya dr Surabaya, katanya. yak! setelah selesai, kamipun makan.. sesekali saya dan yg lain menoleh kebelakang apakah Mahameru yg terselimuti kabut tebal sejak satu hari lalu sdh kelihatan atau belum, setidaknya walau gagal muncak yaa kita lihat wujud puncak Mahameru itu seperti apa....
ternyata kabut masih menyelimuti Kalimati... 
Kalimati 2.700 Mdpl yang berkabut


Seharusnya didepan saya terpampang jelas Mahameru berdiri gagah.
yak, karena kami juga sudah janjian sm Jeep yg sdh kami bayar PP, mau tidak mau kami harus kembali menuju Ranukumbolo, untuk kembali bermalam di Ranukumbolo dan balik menuju pos lapor agar turun tepat waktu, jd tidak mungkin kami survive satu malam lagi di Kalimati demi puncak. Setelah berunding dan berat hati meninggalkan Kalimati, kamipun segera bergegas meninggalkan Kalimati, walau saya lihat tampang-tampang kawan saya agak kurang semangat semua tapi ya mau gimana, puncak tidak akan kemana, Gaes. bisa dikejar lain waktu. Tak lama ketika kami akan meninggalkan Kalimati, tiba-tiba kabut perlahan hilang dan cuaca beruban cerah! puncak Mahamerupun lambat laun terlihat jelas ketika kabut mulai menghilang, hanya bisa terdiam kala itu terkesima melihat wujud Mahameru yang sedikit demi sedikit terlihat jelas.....mendadak dilema, tapi tetap kami harus pulang, sebelum pulang kami menyempatkan untuk mengabadikan momen ini,


Kalimati kala itu 

Setelah selesai berfoto-foto, entah kenapa, kaki memang berat sekali untuk pergi meninggalkan Kalimati... akhirnya kembali berunding, hingga sayapun berkata "udahlah ini sih nambah satu malam lagi aja di Kalimati, gmn? gw udah cuti panjang ini 6 hari masa pulang ke jakarta sia-sia? | nambah satu malam d kalimati = ngorbanin Jeep/kita Jeep iuran ulang, mau? |
sedangkan posisi duit udah pas-pasan semua!
gak lama ilham nyeplos: "yaudah gpp jeep buat pulang besok kita angusin, lusa kita nyari Jeep yg baru lg buat turun, gw yg bayarin...pasang tenda lagi!" | "NAAAAH!!!!!! kan enak" *jawab serentak* mendadak sumringah!
akhirnya kami mendirikan satu tenda, satu tenda lagi kami keep, agar besok selesai summit tdk terlalu repot... gpp tidur berdesakkan...

Selesai mendirikan tenda, kami segera menyiapkan untuk makan siang menjelang sore, tp logistik sdh hampir habis, karena logistik yg sekarang kami masak seharusnya untuk malam terakhir di Ranukumbolo, sementara itu stok air juga sudah mulai menipis, harus kembali menuju Sumber Mani, dengan segera saya membawa jerigen dan kantung air menuju sumber mani (sumber mata air) yg jaraknya lumayan agak jauh dr tempat camp, ditambah sumber air matanya lumayan nguras emosi sih.... tetes demi tetes untuk bisa penuh.... setelah penuh, saya kembali ke tempat camp. Sampai di tempat camp seperti ada yg aneh, Widi terlihat sedang menggoreng kentang, "sejak kapan logistik kita ada kentang? siapa yg bawa? ada yg ngasih?" | ilham: ini kita td beli, Di! ada bapak-bapak baru panen katanya di daerah2 Kalimati sini juga tuh dibelakang | hah panen? terus kalian beli brp kilo? beli lg aja kl kurang, logistik kita kan udh menipis | cm 1kg, Di | dodol amat! cm sekilo! udh tau kita gada cadangan logistik lg, hih! mana tukang kentangnya biar gw beli lagi!
jujur agak emosi sih... melihat kondisi stok logistik sdh menipis, ada tukang kentang malah cuma beli 3biji (1kg)
"Udah gak ada, Di pedagangya... td sih ke arah shelter, eh tapi itu tuh tuh di shelter abangnya ada! | mana? | itu,  Di yg pakai topi biru yg pakai sarung". Tak banyak berfikir saya lari menuju shelter, mendatangi si bapak bertopi biru yg 'katanya' penjual kentang. "Misi, pa... yg jual kentang dimana, ya? katanya bapak yg jual?"
disitu 3 orang bapak-bapak terheran-heran ketika saya menanyakan pedagang kentang.
"Mas, mana ada... moso di gunung gini ada pedagang kentang, mas?"
Saya langsung diam, 'malu'! dan seketika arah pandangan mata saya langsung menatap tajam menengok kanan ke arah tenda dimana teman-teman sedang memantau saya dan sedang mentertawakan saya abis-abisan!!
sial!  dikerjain 👊🏻
"Di Di, ya lo pikir aja mana ada orang yg panen kentang di gunung terus dijualin | dengan emosi saya menjawab "gw mikirin perut lu pada, woy!"
ternyata itu kentang hasil temuan dilapak sebelah yg sudah ditinggalkan penghuninya pulang turun.

Oke, setelah semua makanan siap disajikan dalam keadaan seadanya, tak perlu membutuhkan waktu lama untuk menyantapnya, sambil briefing untuk persiapan nanti malam... rencana bangun jam 22:00 dan summit sekitar pukul 23:00an... doa kami hanya satu, semoga banyak bintang malam ini dan cuaca cerah!
selesai makan dan briefing kamipun istirahat dan berusaha memejamkan mata, sekitar pukul 20:30 terdengar suara teriakan pendaki lain yg kegirangan karena melihat ada banyak bintangsehingga mbuat kami menjadi terbangun diluar schedjule, oke karena penasaran saya mengintip kearah luar dan... luar biasa... banyak bintang yg artinya insya Allah cuaca malam ini cerah, alhamdulillah!
berhubung saya tdk bisa melanjutkan tidur saya dan Farhan berinisiatif menyiapkan makan, dan beberapa perbekalan untuk summit...
waktu sdh menunjukan pukul 22:30 saya membangunkan teman-teman untuk bersiap-siap...
setelah sedikit makan untuk mengganjal perut dan menambah energi, dan semua sdh siap,  kami keluar. Terlihat ada satu tim juga yg sdh siap untuk summit attack, akhirnya kami bergabung, kemudian kami briefing, berdoa dan berangkat lewat jalur baru, saat itu Arcopodo longsonr jd kami lewat jalur baru mengikuti jalur air sepertinya, yg sdh diberi rambu-rambu berupa beberapa plastik police line yg diikat dibeberapa pohon sebagai tanda. Sepanjang jalan jalur masih didominasi pepohonan khas Semeru, sampai di Arcopodo sekitar pukul 01:00 kl tdk salah dan jalur sudah mulai terbuka karena tidak ada pohon sama sekali disini mengingat Arcopodo adalah batas vegetasi terakhir, jalurpun didominasi pasir... dan mulai terasa frustasi dijalur pasir ini.... lumayan menguras tenaga dan emosi! kami terus berjalan terengah-engah karena jalan tiga langkah turun satu langkah begitu seterusnya, hari sdh mulai terang, dan saya sdh tdk melihat lagi ke empat teman saya, disitu hanya ada saya, Ari dan Widi yg sudah "nyerah" sama jalurnya, sampai akhirnya widi bilang "ari, hadi, gw disini aja, ya? gw udh gak kuat, kalian lanjut aja gw sampai disini aja, kalo engga gw turun duluan, gpp kalian lanjut kejar yg lain" dengan tegas gw bentak widi "ENGGAK, wid! gw sm ari lebih baik kehilangan kesempatan gagal muncak daripada mesti ninggalin lu sendirian disini apalagi kl ngebiarin lu turun sendiri, enggak! naik, naik semua! turun ayo gw juga turun!
Setelah saya memberi kesempatan kepada widi yg lumayan cukup lama, akhirnya kami melanjutkan walau langkahnya sudah benar-benar payah! sesekali saya dan Ari tertidur di jalur pendakian sampai ada yang membangunkan kami dan mengingatkan untuk tidak tidur di jalur karena berbahaya! 
Lanjut menyicil jalan dengan keadaan terus menanjak tanpa ampun! mentalpun sempat benar-benar goyah ketika hari sdh mulai terang, dan ada beberapa pendaki lain yg turun......... 
Widi makin gak yakin, dan emmang kondisinya sudah benar-benar payah, sampai akhirnya Widi dibantu Ranger Semeru naik ditarik menggunakan tali webbing sedikit demi sedikit yg lumayan sangat membantu hingga sampai puncak!
Akhirnya suasana hening seolah alam memberikan sambutan selamat datang kepada kami ketika kaki ini menapakkan puncak, walau kesiangan.
Atap tertinggi Pulau Jawa! suasana yang tadinya sudah tidak karuan karena lelah dicampur emosi berubah menjadi suasana haru ketika kaki yang sudah tak berdaya ini menapakkan di atap Semeru.
Mahameru 3.676 Mdpl






Farhan, Galih, Izam dan ilham yang sampai duluan



Selesai melakukan selebrasi di puncak Mahameru, dan waktu sudah menunjukan pukul 10;00, pukul 10;00 ini adalah batas waktu dimana Pendaki diharuskan untuk kembali turun! kamipun siap-siap turun menuju Kalimati ekmbali.
Ilham, Izam dan Galih turun terlebih dahulu disusul oleh saya, Widi, Ari dan Farhan...
Widi yang kondisinya masih payah, even when She did down summit

Akhirnya sampai di Kalimati lagi, kami tertidur karena lelah dan ngantuk bukan main, ketika kami terbangun tak terasa waktu sudah menunjukan sekitar pukul 13:00, selesai mengumpulkan nyawa kami bongkar tenda, packing dan lanjut perjalanan turun kembali menuju Ranukumbolo,
kala itu suasana berkabut dicampur gerimis kecil tapi mau tidak mau kami harus tetap melanjutkan perjalanan kembali menuju Ranukumbolo mengingat waktu yang sudah amat mepet.


Oro-oro Ombo yang berkabut

Setibanya di Ranukumbolo sekitar pukul 17:00 kalo tdk salah, harusnya hari ini adalah jadwal kami pulang, dan seharusnya jam segini kami sdh ada di pos Ranupane, setelah dipikir-pikir lagi kalu kita camp di Ranukumbolo malam ini dan turun besok pagi, gak akan keburu, karena kereta kami dr Surabaya pun besok pukul 08:00 malam... akhirnya setelah istirahat sejenak kami memuntuskan untuk turun malam itu juga,
ketika sedang siap-siap, Simba pedagang gorengan dan mie bertanya pd Widi:
 "mau turun skrg, mba? | iya, bu... ngejar kereta pulang | wah knp ga bsk pagi saja mba, saya sih kalo sdh ketemu maghrib mending turun besok"
nampaknya kami tak menghiraukan itu, karena keadaan dan pikiran sdh amburadul juga... ditambah kondisi Widi agak sedikit drop, hari semakin gelap dan kami segera melanjutkan perjalanan turun menuju pos lapor Ranupane sekitar pukul 17:30, target sekitar pukul 21:30 sampai, memang harusnya sampai pos lapor jika tidak ada halangan, entah kenapa setiap bertemu papasan sm pendaki lain dijalur trekking, kami merasa senang dan tenang, seperti merasa aman dan gak terlalu tegang, karena pikiran sudah kemana-mana, parno, ditambah Widi kondosinya semakin kurang baik, entah kenapa ternyata yg turun saat itu hanya tim kami saja, pantas sepi sekali? setelah melewati sekitar pos 3, kami tdk lagi bertemu pendaki lain, suasana semakin sepi, hening ditambah headlamp Ari dan izam mati... yasudah kami jalan perlahan, saya diposisi kedua dari belakang, suasana sdh mulai gak enak... semakin hening tapi saya tetap fokus... Farhan posisi dibelakang saya yang otomatis ada di posisi paling belakang nampak udah mulai uring-uringan, gak tenang dari tadi, setiap saya tanya sambil jalan dia selalu mejawab baik-baik saja, tapi Farhan sering sekali bertingkah aneh, entah mulai nabrak carrier saya dari belakang sampai sibuk tdk jelas sendiri, entahlah...
Sampai akhirnya waktu sdh menunjukan pukul 21:00 harusnya sebentar lagi sampai, disitu kami terus jalan dan entah kenapa ilham dan Galih jalan begitu cepat sekali seolah akan meninggalkan kami dibelakang, jalan tergesa-gesa padahal sdh beberapa kali dipanggil... tapi mereka tetap jalan ceepat seolah seperti tdk punya tim dibelakangnya, kami sdh memasuki track semak semak disebelah kiri yg menutupi jalur hingga membentuk seperti terowongan, track nya sdh pavingblock harusnya sdh dekat, tapi jam 22:00 kita masih disitu juga, di terowongan itu... aneh... sampai saya matokin/memberi tanda sebuah plang di kanan saya untuk diingat betul betul, dan yak... setelah lama berjalan sepertinya saya lewat plang itu lagi... sampai akhirnya Widi ngeluh dan nyeplos bilang dengan nada lemas: "Ari....ini kok kita disini terus yah"
sontak saya langsung kaget, ternyata Widi juga menyadari akan hal yg saya alami juga. Tak lama Farhan di belakang sayapun mengatakan hal sama, saya yg posisi sudah sangat jengkelpun ngomong agak keras: "iya, Wid! emang kita dari tadi disini-sini aja, di terowongan ini aja! lu nyadar juga kan?!"
gak lama saya dibentak oleh Galih: "Di!!! diem diem aja bisa gak! | biarin Gal, bukan gw nantangin tp gw juga jengkel banget ini dari tadi serasa gak jalan, gak ada perubahan!!! | udah jalan aja terus!" | lu juga sama ilham pelan-pelan, Gal astaga, ini kita ketinggalan terus dibelakang, jangan lari! | astaga ini gw sama ilham udh jalan pelan serius". 
Entah kenapa yg ilham dan galih rasa mereka sudahjalan pelan 'katanya' padahal yang kami lihat mereka jalan begitu cepat kadang hampir tak terlihat seolah seperti akan terpisah dari kami, entahlah.

Tak lama Farhan posisi paling belakang kembali uring-uringan gak tenang dibelakang saya, beberapa kali dia minta ganti posisi dengan saya, tapi jalan saya semakin cepat gak mau tukar posisi dengan Farhan... akhirnya, tanpa bilang permisi lg sm saya Farhan 'nyerobot' posisi saya dan lari ke posisi tengah... otomatis sya ada diposisi belakang... dan...
saya jalanpun semakin cepat karena posisi ada dipaling belakang... suasana sudah semakin gak enak dan parno.
Ketika sudah pukul 22:00 lebih  dan kami mulai merasakan masuk jalur yang berbeda... alhamdulillah... lepas juga dari jalur yang aneh tadi!
mungkin teman teman yg sdh muncak Semeru tahu turunan lurus menuju pintu selamat datang di kawasan taman nasional bromo tengger semeru? yg disebelah kirinya itu perkebunan ...
nah kami sudah berada dijalur itu... itu jalan lurus! dan sudah dekat bukan? harusnya!
lagi-lagi... hal aneh kami rasakan.
izam menyorot lampu senter ke arah kiri, ke arah kebun posisi rumah-rumahan plastik entah saung saungan tempat tanaman atau tempat petani..
saya bertanya, "kenapa, zam? kita udh lewat rumah saung kan tadi? tp kenapa kita lewat saung saungan ini lagi?"
lagi-lagi galih memarahi saya: "Di diem-diem aja kenapa? ini jg gw sm ilham udh jalan segini jauhnya!"
kondisi udah tidak karuan, gak lama saya nyerobot posisi Ari dan Widi, sehingga skrg Ari dan Widi ada diposisi paling belakang...

Gak lama Widi berkata pada Ari :
"Ari, tungguin hadi itu kasian dibelakang!"
"Hadi minta ditungguin...."
mendengar percakapanAri dan Widi saya langsung menoleh ke belakang menghampiri Widi
sambil menepuk pundak Widi yg kondisinya sudah drop dan agak pucat, "Widi! ini Hadi! ayo jalan bentar lagi sampai"
disitu izam pun meminta ke yg lain untuk berhenti sejenak...
"berenti dulu lah, jalan rapet jangan pisah2..."
gw: Widi jangan ngelamun Wid, semuanya baca bacaan apa yg kalian bisa.... yg kenceng kalo bisa!!!"
itu kondisi sudah sangat jengkel campur lelah plus parno... tapi serius kala itu entah rasa parno kalah sama rasa jengkel! karena itu sdh pukul 23:00....
kami melanjutkan perjalanan, sambil komat kamit mulut ini membaca doa meminta pertolongan kepada yang maha kuasa agar diberi kelancaran dan dihindarkan dari segala kejadian yang tidak diinginkan.
tiba-tiba Wdi diam,
"Hadi, Ari... udh jgn pada komat kamit giitu" | "kenapa Wid?" | "udah lanjut aja"
entah kenapa Widi malah nyuruh kami jangan komat-kamit membaca doa, entahlah saya juga tidak paham kenapa Widi tiba-ttiba berkata seperti itu.

Setelah terus berjalan,akhirnya sampai juga di gapura selamat datang...
agak tenang, kami istirahat dl di gapura selamat datang sebelum lanjut jalan menuju pos lapor, tapi lama-lama berhenti disitu gak enak juga...........
akhirnya lanjut... entah langkah kaki kami begitu cepat... karena sudah jengkel! harusnya sdh sampai dari tadi...
kami sdh berada dijalur aspal, sedikit lega... dan setahu saya dr gapura-pos lapor itu gak jauh-jauh amat...
setelah belokan harusnya sampai,
dan yak!
ketemu belokan lagi!!! entah kenapa masih "dikerjain" atau perasaan kami saja karena lelah campur parno. tapi jujur itu seperti kembali lagi kembali lagi ke belokan itu!
akhirnya setelah jalan terus............... kami melihat setitik cahaya, dan itu pos lapor Ranupane....
posisi menunjukan pukul 23:45 an....
alhamdulillaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!


Samapi pos lapor, suasana sepi...
akhirnya kami mendirikan tenda didepan lukisan yg berada disamping resort ranupane... tanpa bersih bersih setelah tenda jadi, kami berebut masuk tenda.... tanpa bercerita sedikitpun kejadian-kejadian yang kami alami tadi kami langsung tertidur dan berusaha melupakan kejadian-kejadian yang kami alami tadi walaupun kejadian itu sulit dilupakan yang akhirnya kami bercerita satu sama lain keesokan harinya ketika kami terbangun.

Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kami petik dari pengalaman dan perjalanan kali ini.


TAMAT




Widi
Ketika perjalanan kembali pulang menuju Pasar Tumpang


Pendakian Mt. Ciremai

Puncak Ciremai 3078 Mdpl
Gunung Ceremai (seringkali secara salah kaprah dinamakan "Ciremai") adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Kuningan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.
Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.
Nama gunung ini berasal dari kata Cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rada masam), namun seringkali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Ceremai

Awal mula kenapa gw pengin banget naik gunung yang satu ini sih karena iming-iming gunug Ciremai merupakan gunung nomer 1 di Jawa Barat, YAELAH!
enggak juga, sih... tapi iyadeh itu alesannya! *apasih!. Alesan selanjutnya yaitu ketika gw naik gunung Cilkuray yang menurut gw itu gunung "pait" banget, karena gw pertama kali naik gunung yang nggak ada bonusnya sama sekali alias "nanjak teroooos!", ditambah lagi kenapa gw bilang gunung ini 'pait'?jadi sepanjang jalan dari awal kita trekking, gak akan nemuin yang namanya sumber air mata, elah! sumber mata air, kali! yeps, sumber mata air cuma ada di pos lapor aja, it means kita kudu bawa air dari bawah secukupnya dan bener-bener manage itu air buat kebutuhan selama trekking, camp, summit sampai turun lagi ke bawah.